Jika Engkau Mahu Porak Perandakan Keluarga, Rosakkan Saja Ibunya
Thursday, November 30, 2017
Sebuah narasi percakapan Iblis kepada anak buahnya:
“Jika kau ingin merosak sebuah keluarga, rosaklah dulu ibunya!!”
beri ia perasaan akan rasa lelah bertubi yang membuatnya merasa lemah dan habis tenaga.
jika ia sudah merasa lelah, ambil rasa syukurnya.
Biarkan ia merasa bahawa hidupnya habis untuk mengurus keluarga dan
buatlah ia tidak memiliki apapun, selain lelah yang didapatnya.
Setelah kau ambil rasa syukurnya, buatlah ia menjadi orang yang tidak percaya diri..
sibukkan pandangan matanya untuk melihat kebahagiaan orang lain dan buatlah ia lupa akan kebaikan yang ia miliki.
Buatlah ia merasa rendah diri dan merasa tidak berharga.
Jika itu sudah terjadi, ambilah juga sabarnya. Gaduhkan hatinya agar ia merasa ada banyak hal yang berantakan dalam rumahnya. Buatlah ia merasa betapa banyak masalah yang ditimbulkan dari anaknya dan dari suaminya
Goda lisannya untuk berkata kasar. Hingga nanti anak-anak mencontohnya dan tak menghargainya lagi, lalu bertambahlah kemarahan demi kemarahan, hilanglah aura syurga dalam rumah dan kau akan menemukan perlahan, rumah itu rosak....
dari pintu seorang IBU…
Sekali lagi, makhluk penting itu bernama Ibu, lelah yang tidak selesai menjadi tempat masuknya syaitan. Ia mengambil bahagiamu, mengambil sabar dan syukurmu wahai ibu.
Jangan biarkan syaitan mengambil itu.
Jika kau lelah, rehatlah.
Jika kau lelah, berbagilah.
Jika kau lelah, rehatlah.
Jika kau lelah, berbagilah.
Sungguh tak ada satupun yang akan membiarkanmu merasa sakit sendiri, jika kau pandai menghargai dirimu. Ringankan tugasmu ibu. Jangan menekan dirimu terlalu keras.
Sesekali tiada masalah rumahmu kotor, tak masaalah betapa banyaknya pekerjaan yang belum kau tuntaskan.
Jangan terjebak dalam waktumu ibu. Sungguh tugas muliamu jauh lebih penting dari sekadar rutin yang kau lakukan setiap harinya.
Rehatlah.
Jika pun tak mungkin kau tempuh jarak puluhan kilo untuk segarkan diri.
Sekadar menepi, menepilah. Beri waktu untuk dirimu sendiri.
Sekadar melihat betapa banyak kebaikan yang kau punya, betapa manisnya keceriaan anak-anakmu, betapa bertanggungjawabnya suamimu. Rasakan pelukannya, ada cinta dan ketulusanmu dalam tegap badannya.
Kau berharga ibu, jangan pernah lupakan itu.
Tapi, saat mendengar masalah orang lain, kita semakin sedar bahwa perspektif kita menentukan cara pandang kita terhadap masalah.
Jika kita melihat peranan ini sebagai beban, maka kita hanya akan sampai pada titik lelah.
Jika kita memandang diri hanya sebatas pelaku rutin, kita tidak akan menemukan rohnya.
Berikan hadiah kepada dirimu wahai IBU.
Sungguh perananmu jauh lebih besar dari semua keluhanmu.
Jangan biarkan syaitan merosak bahagia dengan mengambil rasa SABAR dan SYUKURMU…. kerana dari bahagiamu, tercipta ketahanan sebuah keluarga.
==================
Inilah sebabnya mengapa Nabi Muhammad SAW menjawab "Ibumu" sebanyak tiga kali, untuk soalan kepada siapa perlu kita berbakti. Betapa penat lelah si ibu kala dirumah, kadang tak terbendung.
Suami saya sendiri pun 'surrender' katanya "Penatnya jaga anak-anak di rumah ni kan..I tabik kat U".
Oleh itu, jangan sesekali memandang rendah pada diri sendiri, walaupun kau hanya surirumah sepenuh masa. Bertahan dan bertabahlah, sesungguhnya syurga itu bukan murah harganya.
Nota: Jika mahu membantu suami untuk mencari duit lebih, apa kata buat bisnes Shaklee. Tak guna modal dan sesuai dengan kondisi surirumah yang sibuk sentiasa.
0 comments